Awas! Kata-Kata Berbahaya Ini Dapat Merusak Pernikahan Anda!

with No Comments

Awas! Kata-Kata Berbahaya Ini Dapat Merusak Pernikahan Anda!

 
By Rani Yustita

Percaya atau tidak, sebuah pernikahan bisa hancur dalam sekejap hanya karena serangkaian kata berbahaya.


Banyak orang tua dulu bilang bahwa lidah pasangan yang sudah menikah harus selalu dikurung, tidak boleh keluar jika tidak melakukan hal yang baik. Hal ini memang ternyata harus dilakukan, sepasang suami istri harus senantiasa mengawasi dan mengontrol tutur katanya agar tidak mengucapkan kata-kata berbahaya.

Perceraian yang banyak terjadi biasanya diawali dari percapakan tanpa cinta dan cenderung mengikuti emosi marah. Bagi pasangan yang mudah marah dan tempramental, sebuah kata dapat langsung menyulut emosi sehingga bertindak diluar kendali. Apa saja kata-kata berbahaya ini?

“Terus aja berantakin, ga pernah sama sekali bantuin beresin rumah”

Dari nadanya saja, sudah dapat terlihat bahwa kata diatas merupakan kata berbahaya yang dapat menyulut emosi pasangan kamu. Mungkin niatnya baik, mengingatkan bahwa kamu ingin sekali dibantu sesekali membereskan rumah. Namun apabila kamu berkata menggunakan kata-kata yang seperti ini, kamu malah akan mendapatkan hasil yang sebaliknya. Pasangan kamu akan menjadi defensif, marah, dan malah enggan membantu.

Kamu pun akan merasakan hal yang sama : menjadi lebih marah, defensif, dan berdebat tidak karuan dengan pasangan mu. Padahal, hal-hal seperti ini hanya akan membuat masalah baru, tanpa menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Langsung menyalahkan tanpa memberikan solusi dengan nada marah atau menyindir tentu saja akan membuat siapapun marah. Masalah tidak kelar, hanya keributan yang didapat. Kalau kata berbahaya ini terus diucapkan dan diulangi, bukan tidak mungkin pernikahan kamu akan retak dalam waktu dekat.

 

“Suami teman aku selalu nemenin anaknya main loh, ko kamu engga?”

No no no no, perkataan di atas sudah termasuk kata-kata berbahaya yang dapat langsung menyulut emosi. Tidak ada orang yang senang dibanding-bandingkan, apalagi oleh pasangannya sendiri. Membandingkan perilaku pasangan dengan orang lain akan membuat pasangan terluka. Mereka menjadi merasa kekurangan, tidak pantas, dan merasa disudutkan.

Belum lagi jika pasangan memiliki temperamen yang rendah dan mudah marah, pasti langsung emosi mendengar ini. Kamu yang mungkin tadinya tidak berniat menyindir pun menjadi ikutan marah, dan ujung-ujungnya saling berdebat. Padahal, hal seperti ini tidak perlu terjadi apabila kamu langsung mengatakan apa yang kamu mau. Tidak perlu menyindir, apalagi membanding-bandingkan.

 

“Ko kamu ga pernah nurut sih sama aku!”

Sebagai pasangan yang saling menjunjung tinggi nilai kebersamaan, kata-kata berbahaya di atas tidak boleh terucap kapanpun dan dimanapun. Pasalnya, kata ini mengisyaratkan bahwa pasangan menjadi suatu ‘properti’ yang harus melakukan apapun yang kita bilang. Seakan-akan pasangan harus menuruti semua apa yang kita suruh, dan sama sekali tidak boleh menolak.

Kata berbahaya ini bukan hanya akan menghancurkan pernikahan, tapi juga merubah fungsi dari sebuah pernikahan. Jika kata-kata ini terus di ucapkan dan makin sering dilakukan, tidak akan ada lagi kerja sama antara suami dan istri. Tidak ada lagi perjuangan bersama mengarungi kehidupan rumah tangga, yang ada hanyalah perintah dan komando dari sebelah pihak.

Pasangan yang memiliki pernikahan yang sehat akan selalu mensejajarkan diri dengan pasangannya, tidak kurang dan tidak lebih. Mereka saling membutuhkan, saling mendukung dan saling menguatkan. Kata berbahaya ini malah bersifat sebaliknya, yaitu saling merendahkan dan ujungnya akan menghancurkan pernikahan.

 

Kata Berbahaya

 

 

“Iya aku minta maaf, tapi kan..”

Meminta maaf memang kadang susah sekali, apalagi kepada pasangan. Namun pada saat kamu merasa harus meminta maaf, jangan pernah tambahkan ‘tapi’ di belakangnya. Hal ini malah akan membuat kamu merasa tidak ikhlas, dan tidak tulus meminta maaf. Apalagi jika kamu meminta maaf dengan nada yang terdengar jengkel, wah bisa jadi kata berbahaya!

Kata ‘tapi’ di belakangnya hanya akan membuat kamu penuh alasan dan tidak mau mengaku salah. Meskipun alasannya valid atau tidak, minta maaf saja dahulu baru jelaskan jika di tanya alasannya. Meminta maaf memang harus dilakukan dan di ucapkan secara tulus dan penuh kasih sayang, terutama kepada pasangan.

 

“Tuh kan udah aku bilang, gara-gara kamu sih!”

Tidak ada orang yang mau ditunjuk-tunjuk setelah menunjukan kesalahan, baik yang di sengaja maupun tidak. Banyak pasangan bertengkar hebat karena kurangnya empati dalam menyelesaikan masalah. Mereka malah sering menyalahkan pasangannya, sembari menunjuk bahwa hal tersebut terjadi karena kesalahan pasangannya. Kata-kata berbahaya ini sesungguhnya hanya akan menjadi racun bagi pernikahan kamu,tidak membawa manfaat sama sekali.

Nah, daripada kamu malah menyalahkan atau bahkan hingga mempermalukan  pasangan, lebih baik mencari solusi dan pemecahan masalahnya. Tanyakan pada pasangan dengan lembut, mengapa bisa terjadi seperti ini dan sumbang ide untuk mecari solusinya. Karena sesungguhnya, bertanya penyebab dan saling mencari masalah merupakan solusi terbaik.

 

Baca Juga : Antara Gengsi dan Nikah Modal Cinta

 

Percaya atau tidak, banyak sekali perceraian yang terjadi karena sepatah-dua patah kata berbahaya yang diucapkan kepada pasangannya. Bermula dari sebuah kata, kemudian dibiarkan hingga akhirnya menjadi sebuah perilaku dan kebiasaan yang negatif. Karena itulah, kita harus selalu menjaga lisan kita, hati kita, dan pikiran kita agar tidak terpancing menyebutkan kata-kata berbahaya.

Leave a Reply