5 Kunci Pernikahan Bahagia

  • 0
Contoh Undangan

5 Kunci Pernikahan Bahagia

Berdasarkan penelitian,kunci menikah bahagia tak hanya berdasarkan cinta saja.

 


Kunci Bahagia

KOMPAS.com – Setiap orang yang menikah pasti mendambakan kehidupan pernikahan yang bahagia.

 

Akan tetapi sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kehidupan pernikahan yang bahagia tidak cukup hanya mengandalkan cinta. Anda bisa mendapatkan pernikahan yang bahagia bila mengupayakan beberapa syarat berikut:

1. Menikah dengan pasangan yang punya pengeluaran sama

Uang merupakan salah satu masalah paling krusial dalam hidup berpasangan. Permasalahan akan semakin besar ketika Anda

dan pasangan punya pandangan yang berbeda tentang pengeluaran. Ketika orang yang boros menikah dengan orang yang

sangat

berhati-hati mengeluarkan uang, akan sering terjadi perbedaan pendapat dan mengorbankan pernikahan mereka.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Scott Rick dari University of Michigan’s Ross School of Business, melakukan survei terhadap

1000 orang dewasa yang sudah menikah dan yang belum menikah.

Hasil penelitian menunjukkan, ternyata masih banyak orang yang memilih pasangan dengan pandangan tentang uang yang berlawanan dengan mereka.

Meski pasangan yang sifatnya berlawanan dianggap lebih romantis, namun dalam hal keuangan pasangan seperti ini akan

sering mengalami konflik, dan kurang

mengalami kepuasan dalam pernikahan dalam jangka panjang daripada mereka yang pasangannya juga suka belanja.

“Meskipun pasangan yang sama-sama boros akan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan dengan yang hemat, namun

tingkat perdebatan tentang uang akan bisa diminimalisasi,” ungkap Rick.

2. Sering bercinta

Setiap orang memiliki sifat negatif, termasuk pasangan Anda. Akan tetapi, sebagai pasangan yang baik sudah sepantasnya Anda memahami dan mengerti akan sifat buruknya untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia.

Sebuah penelitian yang dilakukan Michelle Russell dan James McNulty dari University of Tennessee mengungkapkan, ada satu

cara untuk meredam sifat buruk pasangan, yaitu dengan bercinta. Seks bisa menjadi jawaban untuk membuat pasangan menjadi lebih bahagia. Setelah beberapa tahun menikah, biasanya kehidupan seks akan semakin berkurang dibandingkan dengan pada masa awal pernikahan. Padahal pasangan yang sering bercinta lebih puas dan bahagia dalam pernikahannya daripada yang jarang berhubungan seks.

Sebuah survei yang dimuat dalam British Journal of Urology International mengungkapkan sebuah fakta bahwa pria yang berusia

50 tahun ternyata lebih puas dalam kehidupan seks mereka dibandingkan pria berusia 30-40 tahun. Pria usia 50 tahun ternyata memiliki tingkat kepuasan yang sama dengan pasangan yang berusia 20-29 tahun. Frekuensi dan kepuasan bercinta dinilai mampu melanggengkan pernikahan Anda.

3. Sering ungkapkan “terima kasih” dan “kita”

Pada tahun 2007 lalu, para peneliti dari Arizona State University mengadakan sebuah survei terhadap suami-istri tentang

rasa penghargaan satu sama lain sebagai partner. Ternyata, cukup banyak pasangan yang sering mengucapkan atau melakukan perbuatan yang melambangkan rasa syukur dan terima kasih satu sama lain. Di luar itu, masih banyak orang yang agak sulit menghargai orang lain. Dalam hidup berpasangan, saling menghargai dan menyampaikan terima kasih terbukti membuat pasangan hidup rukun dan mengurangi tingkat kebencian terhadap pasangan. Pasangan yang saling menghargai juga merasa lebih puas

dengan hubungan mereka dibandingkan mereka yang jarang mengucapkan terima kasih dan kurang menghargai pasangannya.

Kunci Pernikahan Bahagia


baca juga: perjodohan dan lika likunya


Selain ucapan “terima kasih”, kebiasaan yang juga membuat pasangan merasa lebih bahagia adalah selalu mengucapkan “kita”.

Studi yang dimuat dalam Journal Psychology and Aging mengungkapkan, pasangan yang membahasakan diri dengan “kita”

dan “kami” ternyata menunjukkan perhatian dan kasih sayang yang lebih. Kata tersebut juga dinilai mampu menurunkan tingkat stres fisiologis dan perilaku negatif (marah) yang mungkin terjadi saat berbeda pendapat. Penelitian ini juga membuktikan bahwa kata-kata egois seperti “aku”, “kamu” dan “saya” selama berdebat justru akan membuat emosi semakin tinggi. Penggunaan kata ini juga berkaitan dengan ketidakpuasan dalam pernikahan.

4. Tidak mudah menyerah untuk bahagia

Terkadang kita merasa pasangan kita memiliki banyak sifat negatif. Namun, menurut penelitian yang dilakukan University of Tennessee, pernikahan justru bisa langgeng karena adanya beberapa perilaku negatif pasangan.

“Salah satu cara untuk berkembang dan meningkatkan kualitas pernikahan adalah dengan mengalami dan menghadapi masalah.

Proses saling menyalahkan satu sama lain dan menyarankan pasangan untuk berubah ke arah yang lebih positif bisa

membuat pernikahan jadi lebih baik,” tukas psikolog James McNulty.

Pada dasarnya, pasangan bisa menjadi lebih bahagia ketika mereka bisa memahami dan mengerti keinginan pasangannya satu sama lain. McNulty menambahkan bahwa proses menyalahkan pasangan (dengan cara dan alasan yang tepat) ternyata dapat

memotivasi pasangan untuk berubah ke arah yang lebih baik, dan memberi kenyamanan pada kedua belah pihak. Jangan mudah menyerah untuk mengubah sifat dan perilaku negatif pasangan agar berubah ke arah yang lebih baik.

5. Kerja keras

Cinta dan kebahagiaan dalam pernikahan bisa bertahan selamanya jika Anda mampu melewati berbagai ujian hidup. Dalam studi

yang dipublikasikan dalam Journal Review of General Psychology, para peneliti dari University of California melakukan

survei terhadap lebih dari 6000 orang yang baru menikah dan yang sudah menikah selama 20 tahun lebih.

Dari penelitian ini terlihat, banyak pasangan yang masih saling mencintai sekalipun sudah hidup bersama selama puluhan tahun. Mereka menemukan bahwa kunci untuk menjaga romantisme dalam pernikahan adalah kerja keras. “Pasangan yang sudah hidup bersama selama puluhan tahun ini ternyata bekerja keras untuk bisa mempertahankan hubungan mereka.

Mereka sangat peduli tentang hubungan mereka, menyelesaikan konflik dengan baik, dan memiliki komunikasi yang lancar,”

ungkap Bianca Acevedo, salah satu peneliti dari University of California, Santa Barbara.

Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa pengalaman baru yang dilakukan bersama juga bisa merangsang produksi zat

dopamin dan norepinefrin dalam otak yang berfungsi meningkatkan rasa bahagia dalam hidup pernikahan.

Pengalaman dan petualangan baru ini dapat menciptakan suasana baru yang menyenangkan bagi kedua pasangan.

sumber:

Penulis : Christina Andhika Setyanti


Log out of this account

Leave a Reply

Verified by MonsterInsights