TAAT KEPADA SUAMI
“Lalu apa yang kami peroleh dari semua itu?” Setelah itu dia menanggapi,” Sampaikanlah kepada masing- masing wanita yang kalian jumpai kalau ketaatan kepada suami serta mengakui haknya mengimbangi pahala seluruh itu, namun sedikit sekali di antara kamu yang sanggup melaksanakannya.
1. Tidak Melanggar Hak Batin Dari Seorang Suami
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّىٰ شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Artinya “Isteri-isterimu adalah ( semacam) tanah tempat kalian bercocok tanam, hingga datangilah tanah tempat bercocok- tanammu itu gimana saja kalian kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman”.
Jika istri mempunyai rasa enggan (tanpa ada udzur) dalam menunaikan hak ini, termasuk salah satu dosa besar yang dilakukan istri terhadap suaminya. Rasulullah SAW telah menegaskan hal itu dalam sabdanya, “Jika seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidur, tetapi ia tidak memenuhi ajakan suaminya, lalu si suami bermalam dalam keadaan marah kepadanya, niscaya malaikat melaknatnya sampai pagi hari.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidur, tetapi ia menolak melainkan penghuni langit akan murka hingga suami meridhainya.”
TAAT KEPADA SUAMI
baca juga: penyebab gagal dalam berumah tangga
beberapa faktor penyebab gagal dalam berumah tangga
2. Tidak Mengizinkan Orang Lain Masuk ke Rumah tanpa Izin Suami
Islam memerintahkan kepada suami dan istri untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan rumah. Salah satunya merupakan istri wajib menampilkan kesucian dirinya dengan tidak mengizinkan orang lain masuk ke rumah tanpa kedatangan serta izin suaminya.
Sebabnya merupakan kedatangan orang lain( spesialnya pria) bisa memunculkan fitnah serta memudarkan kehormatan rumah sehingga dikhawatirkan orang yang masuk ke dalam rumah merupakan orang yang tidak disukai oleh suami. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ”Tidak diperkenankan bagi seorang istri untuk mengizinkan seseorang masuk ke dalam rumahnya, kecuali atas izin suaminya.” (HR. Bukhari-Muslim).
baca juga: 5 Tanda Kamu Dan Pasangan Sudah Cocok & Siap Menikah
kesiapan dalam mengambil keputusan menikah adalah hal penting, untuk itu kamu…
Menjajaki Suami dalam perihal Tempat Tinggal
Tercantum ke dalam ketaatan serta penghormatan kepada suami merupakan istri menjajaki kemauan suami dalam permasalahan tempat tinggal, dengan catatan penuhi ketentuan agama serta suami sudah penuhi hak- haknya secara baik. Dengan kata lain, bila suami telah merasa sanggup buat sediakan tempat tinggal, setelah itu mengajak istrinya pindah dari rumah orang tuanya, hingga istri harus menjajaki ajakan suaminya tersebut. Karena karakteristik wanita shalehah merupakan penuhi hak suami bagaikan pemimpin rumah tangga secara sempurna.
Disebutkan dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Abi Aufa r.a., Rasulullah SAW bersabda, ”Jikalau aku (diperbolehkan) memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada selain Allah, niscaya aku perintahkan perempuan bersujud kepada suaminya. Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang istri memenuhi hak Tuhannya hingga ia menunaikan semua hak suaminya, sehingga jikalau suami meminta dirinya, sedangkan ia berada di tungku (di dapur), janganlah ia menolaknya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Ibnu Hiban).
4. Tidak Keluar Rumah tanpa Izin Suami
Diceritakan, ada seorang istri yang mendapatkan amanah atau perintah dari suaminya agar ia tidak meninggalkan rumah untuk kepentingan apa pun hingga suaminya pulang dari jihad di jalan Allah. Sebagian hari sehabis suaminya berangkat jihad, datanglah seseorang utusan yang berkata kalau dia dimohon ibunya buat tiba sebab ibunya lagi sakit. Namun perempuan itu menolak dengan alasan suaminya melarang ke luar rumah sampai ia pulang.
Hari berikutnya utusan itu datang lagi dan menyampaikan pesan bahwa sakit ibunya bertambah parah dan ia diminta untuk menengok ibunya itu. Namun perempuan tersebut tetap menolak dengan alasan yang sama, yakni karena suaminya tidak mengizinkannya ke mana-mana.Hari selanjutnya utusan itu timbul lagi serta mengantarkan berita kalau ibunya sudah wafat dunia serta dia dimohon buat tiba memandang jasadnya saat sebelum dimakamkan. Tetapi perempuan tersebut tetap menolak bahwa ia tidak bisa pergi ke luar rumah sampai suaminya pulang dari jihad.