DAMPAK PERCERAIAN BAGI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK
Pernikahan merupakan bersatunya dua kepribadian dalam suatu ikatan formal melalui catatan sipil dan yang juga diabadikan di hadapan Tuhan sesuai dengan agama yang disetujui kedua belah pihak.
Terdapatnya masalah dalam pernikahan menjadi alasan perceraian secara umum yang diajukan oleh pasangan suami istri.
Alasan tersebut kerap kali diajukan ketika kedua pasangan atau salah
satunya merasakan ketimpangan dalam pernikahan yang sudah sangat
sulit di selamatkan berakhir hanya mendorong untuk memlakukan perceraian.
Perceraian adalah perpisahan antara suami istri yang dikarenakan hubungan mereka tidak cocok lagi, percerain hal yang sangat tidak baik dalam agama islam, dan yang jelas tidak ingin terjadi dalam pernikahan.
Perceraian mengakibatkan resiko yang lumayan rumit dan masalah yang besar, bagi pasangan yang sudah tidak cocok lagi,
sering bertengkar atau sebagainya, dan itu bisa jadi menimbulkan perceraian.
Latar Belakang Terjadinya Perceraian
Perceraian hal buruk bagi semua pasangan, hal yang tidak diinginkan. Terkadang perceraian jalan yang terbaik buat beberapa pasangan, mereka menentukan hidupnya masing-masing. Dengan alasan yang bermacam masalah yang tidak berujung dan saling tidak percaya satu sama lain.
Sangat disayangkan kalau pasangan yang sudah mempunyai anak, entah bagaimana yang akan terjadi pada anak ketka
proses perceraian akan dan sedang berlangsung. Hal ini mempengaruhi pikiran anak-anak menjadi beban yang sangat dalam,
dengan hal itu bagaimana orangtua menyiapkan anak-anak agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat perceraian. Biasanya orang tua sering bertengkar dan berdebat didepan anak-anak hingga membuat pikiran anak-anak tertekan atau takut,
dan hal ini juga bisa menyebabkan anak menjadi frustasi. Tapi tidak semua anak bisa melihat kejadian pertengakaran,
baca juga: cara menjaga keharmonisan rumah tangga
Sebelum hal perceraian terjadi, biasanya diawali dengan masalah yang sepeleh, misalnya saling tuduh kalau sedang berselingkuh,
atau masalah kecil dibesar-besarkan dan saling tidak mempercayai atau beda pendapat. Perdebatan orangtua, apapun alasan dan masalahnya dan sifatnya akan membahayakan pikiran anak-anak. Jika si anak sering melihat hal itu terjadi maka akan membuat anak menjadi stres.
Pandangan anak terhadap perceraian orang tua
-
- Perceraian buat anak-anak ialah Tanda kehancuran bagi keutuhan keluarganya, merasakan seorang diri, kasih
sayangnya telah hilang dan perhatianya telah pudar, setelah orang tuanya berpisah ia merasakan kesedihan dan kelihangan perhatian kedua orangtuanya.
Didalam pikiran anak atau secara pandangan sosiologi, pernikahan adalah pertukaran antara kewajiban beserta penghargaan dan hilangnya hak sebagai suami istri.
- Dikarnakan pernikahan merupakan suatu proses perkenalan antara dua individu yang menjalin hidup bersama dan latar
belakang sosial atau budaya, kebutuhan dan kemauan mereka beda, maka terjadinya proses pertukaran didalam
pernikahan harus selalu dibicarakan dan disepakati bersama.
Ada beberapa pertanyaan dari para orangtua mengenai usia berapa anak menerima perpisahan dan perceraian kedua
orangtuanya, apakah memiliki dampak buruk atau tidak?
Apakah benar kalau diusia masih balita akan baik dengan keputusan perceraian, karena masih belum memahami tentang
perceraian orang tuanya?
Jawaban secara umum dan logika adalah tidak ada batasan usia terbaik dengan mengenai perceraian, dampak perceraian bagi
anak-anak banyak macamnya sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan psikologis anak,
Kedua Orangtua harus memahami dampaknya dan keperluan atau kebutuhan yang beda dari anak-anak mereka.
DAMPAK PERCERAIAN BAGI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK
Psikologis anak terhadap perceraian :
pada masa si anak merasakan ketidakharmonisan, belum sempat bercerai tapi suasana tidak harmonis yaitu anak akan :
1. Anak akan merasa terjepit ditengah-tengah, karna hal ini anak kesulitan memilih antara ibu atau ayahnya.
2. Anak akan mulai menderita kecemasanya yang tinggi dan takut.
3. Disaat Orangtua mereka sedang bertengkar atau berdebat yang hebat, itu akan membuat anak cemas dan akan membenci salah satu orangtuanya.
4. Rasa bersalah akan sering dialami si anak.
Psikologis anak akibat perceraian dan perkembanganya
- a. Arti sebuah keluarga bagi anak
arti sebuah keluarga bagi anak ialah sangat penting, karna orang tualah yang mengasihi dan menyayangi anak-anaknya, peran
orangtua sangatlah penting untuk perkembangan anak sejak dini , baik secara fisik ataupun psikologi tanpa keluarga atau
orang tua anak-anak merasa sendiri , tidak ada unuk berlindung
- b. Kondisi fisik atau psikologi anak akibat perceraian
di masa perceraian terjadi merupakan masa-masa yang kritis bagi anak-anak , terutama yang menyangkut tidak tinggal bersama
orang tua, berbagai perasaan yang sangat dalam di di batin anak-anak, di masa ini anak-ank juga bisa beradaptasi dengan
berubahan dan hidupmya yang baru . hal ini biasanya dirasakan oleh anak ketika keluarganya berpisah atau bercerai
– Merasa takut.
– Si anak tidak ingin orang tuanya pergi.
– Merasa kesepian.
– Merasa bersalah penyebab orangtuanya bercerai.
Perasaan-perasaan ini dapat menyebabkan anak tersebut, setelah dewasa menjadi takut gagal dan takut menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Beberapa indikator bahwa anak telah beradaptasi adalah: Menyadari dan mengerti bahwa orang tuannya
sudah tidak lagi bersama dan tidak lagi berfantasi akan persatuan kedua orang tua, Dapat menerima rasa kehilangan,
Tidak marah pada orang tua dan tidak menyalahkan diri sendiri, menjadi dirinya sendiri.
C. Cara untuk Membangkitkan Motivasi dan Harapan Anak dari Korban Perceraian
untuk anak-anak memiliki keluarga yang utuh ialah yang sangat bahagia dan mereka pun tidak pernah membayangkan bahwa akan
ada perceraian dalam keluarganya. keadaan fisik anak akan terancam karena adanya perceraian, mereka akan sangat terpukul,
merasa kehilangan, cenderung menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi kepada orangtuanya. merasa sulit menemukan cara
agar anak-anak menghadapi masa-masa sulit karna perceraian orangtuanya. sekalipun orangtuanya berusaha memberikan yang
terbaik yang merka bisa. seklipun yang baik tetap tidak dapat menghilangkan kegundahan hati anak-anaknya. beberapa
psikologi menyatakan bahwa bantuan yang sangat penting yang dapat di berikan oleh orangtua yang berpisah atau bercerai
ialah mencoba meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah. yakinkanlah anak-anak tidak perlu merasa harus ikut
betanggung jawab atas perceraian. hal yang perlu di lakukn oleh orang tua yang akan bercerai orang tua harus
membantu menyusaikan diri dengan tetap dengan menjalankan kegiatan rutin di rumah. jangan memaksa anak untuk
memilih salah satu
pihak yangsedang bertengkar dan jangan sekali-kali melibatkan anak-anak dalam proses perceraian, hal lain mencarikan orang
dewasa atau keluarga untuk sementara mengisi kekosongan hati anak-anak setelah orangtuanya bercerai . suapaya anak-anak
tidak merasa ketakutan dan anak-anak mendapatkan tompangan untuk memperkuat anak-anak.
d. peran sebagai orang tua terhadap perkembangan fisik anak
Perceraian yang berdampak buruk dan baik bagi anak-anak dan jelas menorehkan perasaan yang sangat sedih dan takut pada diri anak-anak
hasil ia tidak tumbuh dengan jiwa yang sehat. Berikut ada beberapa saran untuk mengatasi kesedihan anak dalam melewati proses perceraian orangtuanya :
-dukunglah anak anda untuk mengungkapkan perasaanya, baik positif maupun negatif , mengenai apa yang terjadi
-sangat penting bagi orangtua yang akan becerai dan sudah bercerai memberi dukungan bagi anak-anak mereka serta
mendukung mereka dan mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan di rasakanya dan anda tidak boleh melibatkan persaan
anda yang sering kali terjadi , perasaanya akan kehilangan orangtua salah satunya akibat perceraian tersebut akibat perceraian
tersebut anak-anak menyalahkan salah satu orang tuanya atau kedua-duanya dan mereka merasa dikhianati.
jadi Anda harus betul-betul siap menjawab pertanyaan yang akan diajukan anak-anak anda atau keperhatinan yang ia miliki
– Berikan kesempatan pada anak-anak untuk membicarakan mengenai perceraian dan bagaimana perceraian tersebut
berpengaruh pada dirinya anak-anak yang usianya yang lebih dewasa tanpa dugaan dan bisa mengajukan pertanyaan dan
keperhatinan yang berbeda-beda yang tidak pernah terpikirkan sebelum olehnya meski mengejutkan tetap bersikap terbuka.
– apa bila anda merasa tidak sanggup untuk membantu anak-anak, minta lah orang lain atau keluarga yang dekat sama anak
– wajar bagi anak bila memiliki berbagai emosi dan reaksi terhadap percerian kedua orang tuanya, bisa saja anak-anak merasa
bersalah dan menunduga-duga merekalah penyebab dari perceraian , anak-anak akan merasakan ketakutan , mereka sangat khawatir akan terlantarkan oleh orang tuanya.
– ada anak yang sanggup untuk mengeluarkan perasaanya, hal ini tergantung dari usia anak dan perkembanganya.
Cara Membangkitkan Motivasi dan Harapan Anak Korban Perceraian.
Bagi anak-anak mempunyai keluarga yang utuh adalah hal yang sangat membahagiakan. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa akan ada perceraian dalam keluarganya. Keadaan psikologi anak akan sangat terguncang karena adanya perceraian dalam keluarga. Mereka akan sangat terpukul, kehilangan harapan, cenderung menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada keluarganya. Sangat sulit menemukan cara agar anak-anak merasa terbantu dalam menghadapi masa-masa sulit karena perceraian orangtuanya.
Sekalipun ayah atau ibu berusaha memberikan yang terbaik yang mereka bisa, segala yang baik tersebut tetap tidak
dapat menghilangkan kegundahan hati anak-anaknya.
Beberapa psikolog menyatakan bahwa bantuan yang paling penting yang dapat diberikan oleh orangtua yang bercerai adalah
mencoba menenteramkan hati dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka tidak bersalah.
Yakinkan bahwa mereka tidak perlu merasa harus ikut bertanggung jawab atas perceraian orangtuanya.
Hal lain yang perlu dilakukan oleh orangtua yang akan bercerai adalah membantu anak-anak untuk menyesuaikan diri dengan
tetap menjalankan kegiatan-kegiatan rutin di rumah.
Jangan memaksa anak-anak untuk memihak salah satu pihak yang sedang cekcok serta jangan sekali-sekali melibatkan mereka dalam proses perceraian tersebut.
Hal lain yang dapat membantu anak-anak adalah mencarikan orang dewasa lain seperti bibi atau paman, yang untuk sementara dapat mengisi kekosongan hati mereka setelah ditinggal ayah atau ibunya.
Maksudnya, supaya anak-anak merasa mendapatkan topangan yang memperkuat mereka dalam mencari figur pengganti ayah
ibu yang tidak lagi hadir seperti ketika belum ada perceraian.
peran sebagai orang tua terhadap perkembangan fisik anak
Perceraian yang berdampak buruk dan baik bagi anak-anak dan jelas menorehkan perasaan yang sangat sedih dan takut pada diri anak-anak
hasil ia tidak tumbuh dengan jiwa yang sehat. Berikut ada beberapa saran untuk mengatasi kesedihan anak dalam melewati proses perceraian orangtuanya :
-dukunglah anak anda untuk mengungkapkan perasaanya, baik positif maupun negatif , mengenai apa yang terjadi
-sangat penting bagi orangtua yang akan becerai dan sudah bercerai memberi dukungan bagi anak-anak mereka serta
mendukung mereka dan mengungkapkan apa yang mereka pikirkan dan di rasakanya dan anda tidak boleh melibatkan persaan
anda yang sering kali terjadi , perasaanya akan kehilangan orangtua salah satunya akibat perceraian tersebut akibat perceraian
tersebut anak-anak menyalahkan salah satu orang tuanya atau kedua-duanya dan mereka merasa dikhianati.
jadi Anda harus betul-betul siap menjawab pertanyaan yang akan diajukan anak-anak anda atau keperhatinan yang ia miliki
– Beri kesempatan pada anak untuk membicarakan mengenai perceraian dan bagaimana perceraian tersebut berpengaruh pada dirinya. Anak-anak yang usianya lebih besar, tanpa terduga, bisa mengajukan pertanyaan dan keprihatinan yang berbeda, yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya olehnya. Meski mengejutkan dan terasa menyudutkan, tetaplah bersikap terbuka.
– Bila Anda merasa tidak sanggup membantu anak, minta orang lain melakukannya. Misalnya, sanak keluarga yang dekat dengan si anak.
– Adalah wajar bagi anak-anak bila memiliki berbagai macam emosi dan reaksi terhadap perceraian orang tuanya. Bisa saja mereka merasa bersalah dan menduga-duga, merekalah penyebab dari perceraian. Anak-anak marah dan merasa ketakutan. Mereka khawatir akan ditelantarkan oleh orang tua yang bercerai.
– Ada anak-anak yang sanggup untuk menyuarakan perasaan mereka, hal ini tergantung dari usia dan perkembangan mereka. Sementara, sebagian lagi tidak dapat berkata-kata. Ada yang marah dan depresi. Untuk anak-anak usia sekolah, jelas sekali perceraian mengakibatkan turunnya nilai pelajaran mereka di sekolah.
Walaupun untuk beberapa lama anak-anak akan berusaha mati-matian menghadapi perceraian orang tuanya, pengaruh nyata
dari perceraian biasanya dirasakan anak berusia 2 tahun ke atas.
– Jangan menjelek-jelekan mantan pasangan di depan anak walaupun Anda masih marah atau bermusuhan dengan bekas suami. Hal ini merupakan salah satu yang sulit untuk dilakukan tapi Anda harus berusaha keras untuk mencobanya. Jika hal itu terus saja Anda lakukan, anak akan merasa, ayah atau ibunya jahat, pengkhianat, atau pembohong. Nah, pada anak tertentu, hal itu akan menyebabkan ia jadi dendam dan trauma untuk menikah karena takut diperlakukan serupa.
– Anak-anak tidak perlu merasa mereka harus bertindak sebagai “penyambung lidah” bagi kedua orang tuanya. Misalnya, Anda berujar, “Bilang, tuh, sama ayahmu, kamu sudah harus bayaran uang sekolah.”
– Minta dukungan dari sanak keluarga dan teman-teman dekat. Orang tua tunggal memerlukan dukungan. Dukungan dari keluarga, sahabat, pemuka agama, dapat membantu Anda dan anak untuk menyesuaikan diri dengan perpisahan dan perceraian.
Hal lain yang juga dapat menolong adalah memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bertemu dengan orang lain yang telah
berhasil melewati masa-masa perceraian dengan baik.
– Bilamana mungkin, dukung anak-anak agar memiliki pandangan yang positif terhadap kedua orang tuanya. Walaupun pada situasi yang baik, perpisahan dan perceraian dapat sangat menyakitkan dan mengecewakan bagi kebanyakan anak-anak. Dan tentu saja secara emosional juga sulit bagi para orang tua.
E. persiapan orangtua untuk anak sebelum memutuskan untuk bercerai
Berhasil atau tidak berhasil seorang anak-anak untuk beradaptasi pada perubahan hidupnya di tentukan oleh diri sendirinya,
pandangan terhadap pada perceraian. cara orangtua yang menghadapi perceraian pola pimbingan dari orangtua tungal dan
menjalin hubungan baik dengan orangtuanya, untuk orangtua yang bercerai mungkin sangat sulit untuk melakukan intervensi
pada anak kerena tergantung pada pribadi masing-masing, sebagai orang tua dapat membantu anaknya untuk menbuat
memiliki pandangan yang positif pada perceraian yang banyak terjadi dan harus punya hubungan yang baik terhadap kedua
orangtua
Di bawah ini ialah ada beberapa saran yang sebaiknya di lakukan oleh orangtua agar anak-anak sukses beradaptasi jika ada
perpisahan dan perceraian
– Begitu banyaknya perceraian sudah menjadi rencana orangtua, segera memberi tahu kepada anak-anak anda bahwa akan
terjadi perubahan pada hidupnya, jika nanti anak tidak lagi tinggal bersama ayah dan ibunya, tapi hanya salah satu orangtuanya.
– Sebelum anda berpisah atau bercerai ajaklah anak-anak untuk melihat tempat tinggal yang baru jika harus berpindah rumah.
Jika anak-anak akan tinggal bersama kakek dan nenek atau keluarga maka kunjungan akan dipresering kalau salah satu orang
tuanya yang keluar dari rumah dan tinggal sendiri maka anak juga bisa di ajak untuk melihat calon rumah baru orantuanya.
– Di luar perubahan yang sering terjadi karena perceraian diusahakan agar sisi-sisi atau kegiatan rutin setiap hari agar anak
tidak berubah contohnya : tetap menyiapkan sarapan untuk anak dan mengajak pergi jalan-jalan.
– Menjelaskan kepada anak tetang perceraian jangan menganggap anak anda sebagai anak kecil lagi, jelaskan tentang
perceraian menggunakan bahasa yang sederhana penjelasan ini akan perlu di ulang ketika anak umurnya bertambah besar.
– Orang tua harus menjelaskan kepada anak bahwa perceraian yang terjadi bukan salah anak-anak.
– Anak-anak perlu diyakinkan bahwa seklipun orangtuanya berpisah tapi mereka menyayangi dan mencintai anak-anaknya
sangat penting untuk dilakukan terutama dari orantuanya yang pergi caranya : berkunjung kerumah , mengirim surat atau
kartu buatlah anak-anak tahu bahwa dirinya atau orangntua selalu ingat dan ada di hati orangtuanya.
– Orangtua yang pergi dari rumah, myakinkan anak-anak kalo ia menyetujui anak tinggal dengan orangtua yang tinggal di
rumah, dan menyemangati si anak agar menyukai tinggal bersama orangtuanya.
– Orangtua yang tinggal bersama anak-anaknya, mengizinkan anak bertemu dengan orangtua yang pergi dan meyakinkan
anak bahwa dia memperbolehkan bertemu dan menyemangati anak untuk bertemu pertemuanya.
– Kedua orangtua harus merencanakan pertemuan yang rutin, pasti konsisten antara si anak dan orangtuanya yang pergi,
kalo anak sudah beradaptasi dengan perceraian atau perpisahan jadwal pertemuan harus dibuat dengan tepat pentingnya buat
anak untuk tetap bisa bertemu dengan kedua orangtuanya bertemu dengan orangtua membuat si anak percaya bahwa di inginkan
di kasihi kebanyakan anak-anak membawa perasaanya hingga dewasa di tolak dan tidak berharga karna akibat hilangnya kontak orangtuanya
DAMPAK PERCERAIAN BAGI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK
– TIADA mengkritik atau saling menjelekan satu sama lain dari pihak orangtua dihadapan anak-anak.
– Tidak membawa-bawa anak didalam terjadinya konflik.
– Tidak usah menjadikan anak-anak sebagai senjata untuk menekan salah satu orangtua demi mempertahankan diri sendiri
contohnya; mengancam ibu/ayah yang pergi dari rumah tidak boleh bertemu dengan anaknya kalau tidak memberikan
uang/tunjangan, tidak diperbolehkan untuk bertemu anak suapaya ayah/ibu yang pergi dari rumah merasa sakit hati untuk
membalas dendam.
Orangtua tetap mengasuh anak berasama dengan menyampingkan perselishan memperkenankan anak untuk menahan
emosinya merespon terhadap amarah anak dengan kasih sayang bukan dengan kekasaran tau celaan karena hal itu
dalam mempersiapkan perceraian banyak hal yang harus di persiapkan terutama tentang fisik anak satu antaranya ialah
menjelaskan
tentang perceraian itu sendiri intinya, anak-anak ingin sesuatu yang pasti kalo perceraian memang tidak bisa dihindari lagi ,
orangtua harus menjelaskan kapada anak-anaknya, kumpulkan orangtua dan anak-anak.
Orangtua tua harus menjelaskan keputusannya, kalo orangtua yang menghadapi anak balita, jelakan dengan bahasa yang
harus bisa mengerti oleh anaknya jelaskan bahwa meski bercerai, kasih sayang kedua orangtua tidak akan pudar, kedua
belah pihak juga harus menjelaskan tentang materi yang akan di berikan kepada anak-anaknya.
Jangan sekali-kali memberi harapan palsu kepada anak-anak. Harapan palsu yaitu berjanji bahwa kedua orangtua suatu saat akan kembali hidup bersama.
Jika janji-janji terucap maka anak akan mengingatnya perceraian yang sedang dihadapi oleh kedua orangtuanya tentu juga
akan memikirkan kondisi yang sedang menimpa orangtuanya.
Jangankan anak yang masih kecil atau pun udah dewasa akan mencetuskan pemikiran bahwasanya perceraian itu ialah
kesalahan mereka, orangtua harus menerangkan kepada anak-anak bahwa ini bukan kesalahan mereka.
Hal ini untuk menghindari perasaan terpukul dari anak.
Agar si anak tidak terus menerus bersalah berikanlah perhatianya yang tidak berubah dari kedua orang tua, intinya yaitu
biar bagaimanapun kasus tentang perceraian, orangtua harus ingat bagaimana perasaan dan kepentingan anak-anak sebelum
bercerai dan berkata cerai pikirkan dulu apa yang lebih baik dan buruk dan apa yang terjadi nanti.
Orangtua harus bisa menahan emosi, menahan perasaan , maupun pikiran meski telah bercerai bukan berarti anak-anak hanya
milik satu orangtua dan bisa mencurahkan serta atau kasih sayang dari salah satu orang tua, bagaimana pun anak membutuhkan
ayah dan ibu jangan memutuskan hubungan dengan ayah dan ibu..
Butuh kepekaan dari orangtua untuk mengerti apa yang dibutuhkan anak tentang perasaanya orangtua berhak memberitahukan
tentang pasanganya bukan berarti untuk menjelek-jelekannya kalo anda menjelek-jelekan mantan pasangan anda maka si anak
akan menuntut untuk melilih biarkan anak yang melihat dan menilai sendiri sehingga bisa mengambil keputusan sendiri
Jangan juga memberi harapan palsu kepada anak
Harapan palsu di sini maksudnya adalah berjanji bahwasanya kedua orang tua mungkin suatu saat akan kembali hidup bersama. Jika janji ini sampai diucapkan, anak akan terus mengingatnya.
Masalah perceraian yang sedang dihadapi oleh orang tua tentunya juga
akan membuat anak terus memikirkan kondisi yang sedang menimpa kedua
orang tuanya.
Jangankan anak yang masih usia kecil, mereka yang sudah usia besar pun ada juga yang akan mencetuskan pemikiran
bahwasanya perceraian itu adalah karena kesalahan mereka.
Orang tua harus menerangkan kepada anak bahwasanya ini bukan kesalahan mereka. Ini untuk menghindari perasaan terpukul
dari anak.
Agar anak tidak terus menerus merasa bersalah, tetap berikan perhatian yang tidak berubah dari kedua belah pihak orang tua.
Intinya biar bagaimanapun, dalam kasus perceraian, orang tua harus ingat bagaimana perasaan dan kepentingan anak.
Jadi sebelum kata cerai, pikirkan dahulu apa yang lebih baik dan buruk apa yang akan terjadi.
Orang tua juga harus tetap menguasai emosi, perasaan, maupun pikiran.
Meski telah berpisah bukan berarti anak hanya boleh memilih satu orang tua dan mencurahkan serta menerima kasih sayang dari
satu orang tua juga.
Bagaimanapun anak butuh ayah dan ibu. Jangan putuskan hubungan anak dengan orang tua yang satunya.
Di sini, butuh pula kepekaan orang tua untuk mengerti apa yang dibutuhkan anak akan perasaannya. Orang tua yang memiliki hak asuh anak boleh memberitahukan tentang pasangannya namun bukan berarti menjelek-jelekkannya. Kalau kita memburuk-burukkan mantan pasangan kita, anak jadi ada dalam posisi dituntut untuk memilih. Biarkan mereka melihat dan tahu sendiri sehingga bisa mengambil keputusan sendiri.
Begitu besar dampak negatif bagi anak akibat perceraian, sehingga Rasulullah saw. bersabda:
“Sesuatu yang halal tapi dibenci Allah adalah perceraian” [H.R. Abu Daud dan Hakim].
penulis : rani
dari berbagai sumber